Dalam beberapa bulan terakhir, konsumen di Indonesia maupun global mulai merasakan harga modul RAM dan SSD naik signifikan. Lalu, apa penyebab utamanya?
1. Permintaan melonjak karena AI & pusat data
Permintaan untuk memori dan penyimpanan (RAM, DRAM, NAND Flash) terangkat tajam karena fase ledakan kecerdasan buatan (AI). Misalnya, menurut laporan TrendForce, pasar NAND Flash dilaporkan akan kekurangan hingga akhir 2026, bahkan pelanggan sudah mengincar pasokan hingga 2027.
Demikian pula, artikel dari Detikcom menyebut bahwa “Model AI generatif … membutuhkan kapasitas memori yang sangat besar-mencapai terabyte hanya untuk melatih satu model.”
Karena itu:
- Banyak produsen memori mengalihkan kapasitas ke penggunaan server dan AI (contoh: HBM / memory khusus GPU) sehingga kapasitas untuk modul RAM/SSD konsumen menipis
- Akibatnya, stok untuk pengguna PC, laptop dan perangkat konsumen menjadi terbatas. Maka muncul tekanan berupa kenaikan harga.
2. Pasokan terbatas / produksi tidak bisa cepat ditambah
Meski permintaan naik, pasokan tidak bisa langsung mengikuti. Beberapa sebab:
- Pabrik untuk memori/flash membutuhkan investasi besar dan waktu panjang untuk ekspansi. Sistem fab (pabrik tempat chip dibuat) baru biasanya membutuhkan 2-3 tahun.
- Banyak kapasitas produksi yang sudah “terikat” kontrak lama atau dialihkan ke segmen premium/AI. Contohnya, TrendForce menyebut bahwa kapasitas SanDisk berjalan penuh dan persediaan sangat terbatas.
- Beberapa laporan menyebut bahwa sebagian besar produksi untuk 2026 telah dipesan sebelumnya oleh pelanggan besar. Dengan supply yang tidak bisa cepat naik, maka ketika permintaan naik maka harga pun naik.
3. Produsen mengambil kesempatan untuk menaikkan harga
Karena kondisi supply-demand yang timpang, produsen memori mulai menaikkan harga kontrak mereka. Contoh: SanDisk dilaporkan menaikkan harga kontrak NAND Flash hingga 50% untuk November 2025.
Kenaikan semacam ini membuat biaya memori/penyimpanan bagi produsen PC atau OEM naik, dan pada akhirnya sebagian biaya itu diteruskan ke konsumen.
4. Dampak ke pasar konsumen: RAM & SSD lebih mahal
Dengan latar belakang di atas, efeknya ke konsumen adalah:
- Harga modul RAM (termasuk DDR4, DDR5) mulai naik karena stok terbatas dan bahan baku (chip DRAM) lebih mahal. Contohnya: laporan Detik menyebut bahwa modul RAM DDR5 yang tadi di kisaran Rp 800 ribuan kini menembus ~Rp 1,2 juta.
- Harga SSD (berbasis NAND Flash) juga naik. Karena harga chip NAND naik, maka produsen SSD tidak punya pilihan selain menaikkan harga
- Waktu tunggu untuk pasokan bisa lebih lama, artinya barang bagus dengan harga lama mungkin makin sulit didapat dan konsumen harus siap bayar lebih atau menunggu.
Mengapa Isu Lonjakan Harga RAM dan SSD Relevan untuk Pasar Indonesia?
- Karena Indonesia sebagian besar impor modul RAM dan SSD, kenaikan global langsung berdampak ke pasar lokal (kurs, biaya impor, margin distributor).
- Untuk para gamer, content creator, atau pemilik PC/laptop yang ingin upgrade, situasinya kurang ideal jika ingin harga terbaik sekarang.
- Bagi para pemilik toko komputer/komponen, penting untuk memperkirakan stok dan markup dengan realistis karena biaya barang di hulu naik.
Tips Untuk Konsumen / Pelaku Pasar
- Jika ingin upgrade RAM atau SSD sekarang, pertimbangkan untuk membeli segera karena kemungkinan harga akan naik atau promo semakin sedikit.
- Bandingkan harga antara berbagai toko di Medan / Indonesia, mungkin masih ada stok lama yang belum ikut kena naik.
- Pertimbangkan kapasitas vs performa: jika harga naik, cari opsi kapasitas besar yang lebih “value-for-money” daripada hanya mengejar kecepatan tinggi yang mahal.
- Untuk toko/distributor, komunikasi dengan pelanggan penting: jelaskan bahwa kenaikan harga bukan karena “penyusunan harga lokal” saja, tapi dipengaruhi faktor global; ini membantu mengelola ekspektasi.
- Monitor pasar secara rutin: karena pasar memori bisa sangat cepat berubah. Jika harga mulai turun (contoh: produksi baru online, supply naik) maka bisa jadi waktu untuk membeli lebih bagus. Namun, laporan sekarang menyebut bahwa recovery bisa baru setelah 2026 atau bahkan 2027.
Kesimpulan
Kenaikan harga RAM dan SSD saat ini bukan hanya “trend singkat”, melainkan hasil dari kombinasi permintaan besar (khususnya AI & data-center), pasokan terbatas (kapasitas produksi tidak bisa cepat ditambah), serta strategi produsen untuk mengambil margin dari kondisi pasar yang ketat.
Dalam situasi ini, sebagai konsumen atau pelaku pasar lokal, penting untuk memahami bahwa “harga ram naik” bukan sekadar rumor, namun merupakan refleksi kondisi global yang mempengaruhi secara langsung.











Halo!! Salam kenal dari KomputerMedan ya :)
KomputerMedan adalah situs belanja PC (Personal Computer), Notebook, Hardware, Networking & Aksesoris komputer. Kami melayani transaksi via online & offline. Slogan kami adalah "Your Best Partner in Technology".!